Kita akan bahas alat ukur listrik yang umum digunakan industri untuk berbagai macam keperluan.
Anda pelajar, mahasiswa, atau calon orang yang berkarir di bidang kelistrikan? Simak bahasan 19 alat cek listrik ini untuk memperdalam pengetahuan alat listrik Anda.
Fokus artikel ini adalah membahas macam-macam alat ukur arus listrik, prinsip, cara kerja, skema, dan informasi fundamental dengan jabaran sederhana.
Tujuannya, setelah membaca artikel ini, Anda benar-benar memahami apa itu alat ukur listrik dan cara penggunaannya secara umum.
Contents
Pengertian Alat Ukur Listrik
Sederhananya, alat2 ukur listrik merupakan komponen (peralatan/instrumen) yang fungsinya mengukur tegangan/besaran arus listrik dengan metode ukur berbeda.
Apa saja?
Di antaranya: arus listrik, tegangan, frekuensi, daya listrik, kuat cahaya, ketahanan, impedansi, dan lainnya.
Alat pengukur listrik punya dua tipe (jenis): analog dan digital.
Perbedaannya: analog adalah alat ukur “jadul” yang umum di industri sebelum alat ukur digital muncul.
Walaupun jadul, alat ukur tipe analog masih familier oleh industri untuk mengukur kuatnya arus listrik.
Setelah alat ukur digital muncul dengan segala kelebihannya (praktis, harganya murah, penggunaannya simpel), jenis digital lebih umum di industri.
Selain itu, alat ukur juga punya dua jenis pengukuran yang berbeda, yakni: statis dan dinamis.
Statis artinya: karakteristik arus listriknya tergolong stagnan (tidak berubah dari waktu ke waktu).
Sedangkan alat ukur listrik Dinamis artinya: karakteristik arus listriknya berubah-ubah (bisa membesar; bisa mengecil — berubah dari waktu ke waktu).
Macam-Macam Alat Ukur Listrik AC & DC
Pada dasarnya, alat untuk mengukur kuat arus listrik adalah komponen (alat) yang eksis berdasarkan kebutuhan pada jamannya, yang kemudian bertransformasi menjadi alat yang wajib teknisi listrik pada proyek yang berbeda.
Artikel ini akan membahas 19 macam macam alat ukur listrik — setiap alat, punya fungsi dan tujuan yang berbeda.
Simak bahasan lengkapnya di bawah.
1. Watt Meter
Gambar alat ukur listrik yang Anda lihat di atas adalah Watt Meter generasi awal yang berada di Arsip Sejarah dan Museum Pertambangan, Pachuca, Meksiko.
Wattmeter berguna untuk mengukur jumlah energi listrik dalam satuan Watt pada sebuah sirkuit yang mengalirkan arus listrik searah maupun bolak-balik.
Ada dua jenis Wattmeter: alat ukur listrik analog dan digital.
Wattmeter analog sendiri punya tiga tipe yang berbeda: Wattmeter Thermocouple, Wattmeter Induksi, dan Wattmeter Elektrodynamik.
2. Frekuensi Meter
Alat yang gunanya sebagai penampil frekuensi sinyal listrik berkala. Frekuensi meter juga dapat berfungsi untuk mengontrol perubahan frekuensi listrik PLN.
Komponen di dalamnya adalah:
1. Strobe — Berfungsi sebagai gerbang sinyal dengan interval waktu yang dapat berubah
2. ALF (Auto Line Feed) — Berfungsi sebagai pembaca sinyal yang masuk
3. Busy — Indikator overflow
4. Init — Berfungsi sebagai “reset”
Prinsip kerja Frekuensi Meter — mengumpulkan pulsa di counter dan melakukan penghitungan dengan interval waktu (biasanya 2 detik agar hasilnya baik) tertentu dengan tujuan mendapat resolusi hitungan hingga 0.5 Hz.
3. Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan listrik. Alat ini bisa mengukur hambatan yang menahan aliran listrik pada sebuah konduktor. Dilengkapi dengan Galvanometer, hambatan listrik akan dikalibrasi ulang dan tampil dalam satuan Ohm.
Beroperasi dengan baterai berukuran kecil, ohmmeter bisa juga Anda sebut sebagai alat pengukur arus listrik (lebih spesifik: resistansinya).
Cara kerja Ohm Meter — menghasilkan arus pada komponen internal yang sumber energinya berasal dari baterai, Ohm meter akan melakukan pengukuran dari sini.
Setelah melakukan pengukuran internal, test probes akan berjalan pada subjek yang bersentuhan pada komponen, dengan syarat: pangkal test probes terhubung pada port yang tepat.
4. Basic Meter Unit
Basic Meter Unit — alat ukur listrik DC tegangan yang shunt dan penggandanya terpasang langsung di alatnya.
Prinsip kerja — Adanya lengan geser pada BMU yang berfungsi sebagai saklar (switch), Basic Meter akan mengukur Voltmeter (Jika digeser ke V) dan Ammeter jika bergeser ke arah A.
Untuk mengukur Voltmeter atau Ammeter menggunakan Basic Meter Unit, ikuti buku panduan yang ada karena cara mengukurnya berbeda.
Contohnya, ketika mengukur Voltmeter tegangan listrik, BMU dipasang dengan cara paralel. Sedangkan untuk mengukur Ammeter arus listrik, cara pemasangannya adalah seri.
5. Multimeter / AVO Meter
Alat ukur listrik Multimeter adalah sebuah alat ukur daya listrik (AC/DC) multifungsi; sebutan lainnya adalah multimeter.
AVO sendiri adalah sebuah singkatan, yang berarti: (1) arus listrik (Ampere) (2) tegangan listrik (Volt) (3) hambatan (ohm) — AVO / Multimeter.
Prinsip kerja AVO meter — alat wajib seorang teknisi, AVO meter bekerja dengan cara menghubungkan dua buah kawat pada objek yang ingin teknisi ukur.
Untuk menggunakan Multimeter tester listrik, Anda membutuhkan baterai yang gunanya untuk menampilkan hasil pengukuran dalam bentuk angka digital.
6. Amperemeter
Amperemeter adalah nama alat pengukur ampere (disingkat Ammeter) — alat pengukur seberapa besar arus listrik pada rangkaian. Seperti alat pengukur listrik lain, Ammeter terbagi jadi dua
jenis: alat ukur listrik digital dan analog.
Ketika menggunakan Amperemeter analog, hasil ukur bisa dilihat melalui indikator jarum. Sedangkan versi digital, hasil ukur tampil pada layar LCD Amperemeter.
Prinsip kerja — Amperemeter memanfaatkan gaya magnetik, arus yang mengalir lewat kumparan medan magnet akan terukur yang kemudian akan menggerakkan jarum penunjuk Ammeter (teorinya disebut dengan: gaya Lorentz).
7. Voltmeter
Alat ukur listrik Voltmeter — pengukur tegangan listrik pada rangkaian arus listrik terbagi jadi dua: versi analog dan digital, yang fungsinya sama. Pembedanya adalah, tampilan hasil ukurnya.
Prinsip kerja Voltmeter — memiliki galvanometer sebagai salah satu komponen di dalam Voltmeter, cara kerja alat ukur listrik ini mirip seperti Amperemeter.
Jarum analog pada Voltmeter akan menunjukkan indikator (hasil pengukuran) berdasarkan arus yang melewati medan magnet. Berbasis hukum Ohm, skema pengukuran Voltmeter bergantung pada gaya magnetik.
8. Cosphimeter
Cosphimeter, disebut juga Cos P Meter — digunakan sebagai pengukur besaran power factor (faktor kerja daya).
“Apa yang dimaksud dengan power factor?”
Power factor sendiri adalah selisih (perbedaan fasa) dari arus dan tegangan rangkaian listrik.
Terdapat tiga komponen pada Cos Phi Meter, yaitu:
1. Input — Isinya sensor arus, tegangan, dan pembaca power factor
2. Processing — Isinya system (Arduino Uno R3)
3. Output — Isinya penampil (LCD 16×2 [tergantung merek])
9. Osiloskop / Oscilloscope
Osiloskop — fungsi alat ukur listrik ini adalah proyeksi dari sinyal listrik yang kemudian hasilnya bisa terlihat untuk berbagai macam tujuan.
Prinsip kerja Osiloskop — Cathode-Ray Tube (CRT) adalah komponen utama Oscilloscope yang fungsinya memancarkan elektron yang pergerakannya tergantung pada medan magnetik dan listrik.
Hasil akhirnya, bentuk gelombang akan muncul dan dapat terlihat dengan seksama untuk selanjutnya akan ada pengamatan serta analisis mendalam seorang teknisi listrik.
10. LCR Meter
LCR Meter — komponen elektronika yang berguna sebagai alat tes dan ukur besarnya kapasitansi (C), resistansi (R), dan induktansi (L).
Prinsip kerja LCR Meter — alat ini bekerja dengan cara mengukur induktansi (hasil dari rangkaian aliran arus listrik dan resistor yang berubah-ubah).
LCR Meter akan melakukan pengukuran terhadap rasio fluks magnet pada objek (diukur dalam satuan Volt).
11. Galvanometer
Galvanometer — pengukur elektromekanis yang gunanya untuk mengetahui sekaligus melakukan deteksi besaran arus listrik.
Prinsip kerja — Galvanometer akan menunjukkan besaran arus listrik berdasarkan gaya Lorentz.
Kumparan dalam alat ini akan berputar yang kemudian arus listrik akan masuk-keluar lewat pegas spiral.
Hasil akhirnya, jarum indikator akan menunjukkan kuat arus dan potensial listrik objek yang diukur.
Catatan: Galvanometer hanya bisa menilai kuat arus objek yang relatif kecil, tidak bisa menilai arus yang kuat karena komponennya tidak mendukung.
12. Megger (Mega Ohm Meter)
Megger (Mega Ohm Meter) atau Megohmmeter, adalah sebuah alat khusus yang digunakan sebagai pengukur isolasi hambatan listrik.
Ketika sebuah instalasi arus listrik (bertegangan tinggi) dibuat, sebelum instalasi tersebut benar-benar beroperasi, prosedur pengetesan (tester tahanan isolasi) biasanya dilakukan, di sini Megger akan digunakan.
Pengetesan/ujian yang dilakukan: uji isolasi fasa-fasa, uji isolasi fasa-netral, dan uji isolasi fasa-pembumian (opsional — artinya, hanya dilakukan kalau penghantar netral tidak terkoneksi ke penghantar pembumian).
13. KWH Meter
KWH Meter atau Kilo Watt Hour Meter (meteran listrik), adalah alat pengukur yang digunakan oleh rumah individual dan industri yang fungsi utamanya sebagai penghitung total energi listrik yang dipakai (dihitung per bulan).
14. Earth Tester / Alat Ukur Grounding
Alat ukur Grounding (Earth Tester merupakan alat pengukur tegangan bumi (mengukur besaran nilai resistansi grounding) yang menjadi langganan para surveyor PLN, Kontraktor Pembangunan, hingga Telkom ketika membangun instalasi listrik tegangan tinggi.
Keberadaan alat ini sangat vital karena berkaitan dengan keamanan masyarakat sekitar. Punya Earth Tester sebagai alat ukur listrik adalah wajib hukumnya untuk para surveyor.
Earth Tester akan memberikan penilaian bagus atau tidaknya sebuah grounding (ukuran grounding yang bagus: 0 – 5 Ohm).
15. Taco Meter
Takometer (Taco Meter), atau Tachometer, atau sebutan umumnya RPM — adalah pengukur putaran kecepatan mesin dalam hitungan per menit.
Generasi awal Taco Meter berguna sebagai indikator kecepatan kereta (lokomotif) — Sekarang, kehadiran Takometer semakin umum, bisa Anda lihat di banyak kendaraan bermotor.
16. Manifold/Manifold Gauge
Sebuah alat yang bisa melakukan identifikasi kerusakan sistem pendingin (contoh: kulkas, refrigerator, freezer, AC).
Manifold Gauge bekerja dengan cara mengukur tekanan positif dan tekanan negatif. Setiap teknisi kulkas dan AC akan menggunakan alat ini untuk memperbaiki kerusakan pada sistem pendingin.
17. Fluxsi meter atau lux meter
Fluxsi Meter atau Lux Meter merupakan pengukur intensitas (penyebaran) cahaya pada sebuah lokasi (tempat).
Prinsip kerja Lux Meter yaitu mengubah energi foton yang kemudian bertransformasi menjadi elektron. Energi elektron ini nantinya terbaca sensor Lux Meter yang menjadi hasil akhir pengukuran.
Sebagai contoh, semakin banyak elektron (cahaya) yang masuk, semakin besar arus listrik yang muncul di hasil akhir pengetesan.
18. Tang Ampere (Clamp Meter)
Tang Ampere (Clamp Meter) adalah alat yang eksis sebagai pengukur tegangan AC/DC, tes kontinuitas, uji isolasi, resistansi, dan arus listrik pada kabel konduktor.
Clamp meter bisa berfungsi tanpa harus kontak fisik dengan terminal berkat dua rahang penjepitnya (hanya perlu ada di sekeliling kabel).
19. Micrometer
Mikrometer (Micro Meter), atau mikrometer sekrup adalah alat pengukur benda kecil dan tipis (micro) yang hasil presisinya terbilang tinggi (akurat hingga 0,01 mm) dan sangat konsisten.
Dengan tingkat presisi tinggi (10x lipat dari jangka sorong), seorang teknisi atau tukang servis wajib punya alat ini (contoh: servis air, pompa, dll).
Sampai sini, Anda sudah mempelajari prinsip kerja alat ukur listrik dan skema alat ukur listrik secara sederhana.
Adakah bahasan alat ukur listrik dan fungsinya yang masih perlu Anda tahu dan belum dibahas?
Kalau Anda seorang (calon) teknisi kelistrikan, semoga bahasan macam-macam alat ukur listrik ini membantu Anda lebih paham penggunaan alat ukur besaran listrik yang tepat pada setiap proyek.