Pernahkah terbersit di benak Anda, bagaimana cara menghitung tarif listrik yang selama ini selalu Anda lunasi begitu saja? Atau mungkin Anda pernah bertanya-tanya kenapa tagihan listrik melonjak drastis? Padahal sepertinya tidak ada perubahan berarti dalam pemakaian listrik di rumah.
Sebenarnya cara hitung pemakaian listrik ini bisa dilakukan dengan mudah oleh orang awam. Tetapi memang mayoritas orang acuh karena nominal tagihan listrik selalu tersedia setiap bulannya.
Jika ada jalan yang mudah, kenapa harus mempersulit diri sendiri kan?
Tapi jika boleh menyarankan, akan lebih baik jika Anda membekali diri dengan pengetahuan untuk menghitung biaya listrik bulanan. Apalagi jika Anda termasuk dalam kategori pelanggan listrik pascabayar.
Contents
Kenapa Harus Menghitung Tagihan Listrik Sendiri?
Pertanyaan di atas mungkin selalu muncul pertama kali saat disarankan untuk menghitung tagihan listrik PLN Anda sendiri. Hal ini wajar saja karena reward dan benefit menjadi pertimbangan banyak orang sebelum melakukan sesuatu.
Lalu kenapa Anda harus repot-repot menghitung tagihan listrik sendiri? Ada beberapa alasan yang mendasari kok.
Pertama, Anda bisa lebih bijak dalam menggunakan perangkat elektronik. Sebagai contoh, Anda baru saja membeli perangkat elektronik baru dan tiba-tiba tagihan listrik yang Anda terima melonjak drastis.
Jika hanya melihat nominal yang tertulis di tagihan saja, maka Anda tak akan tahu berapa besar beban anggaran dari perangkat baru tadi.
Sebaliknya, dengan melakukan perhitungan sendiri maka Anda bisa lebih mudah untuk tahu berapa angka pastinya. Dengan begini, Anda bisa lebih bijak dalam menggunakan perangkat elektronik sehari-hari jika memang tidak ingin memiliki tagihan terlalu besar.
Anda juga bisa mengganti beberapa perangkat listrik yang boros dengan hemat energi untuk mendapatkan tagihan listrik minimum lho.
Kedua, Anda bisa mengelola anggaran bulanan dengan lebih terencana. Sebagai salah satu pos yang selalu ada dalam pengeluaran bulanan, menghitung tagihan listrik sendiri bisa membantu Anda mengetahui biaya bulanan saat ini dan di masa depan.
Jadi, Anda bisa mengantisipasi saat penggunaan listrik melonjak maka ini akan selaras dengan biaya tagihannya.
Daftar Istilah Satuan Energi Listrik
Ketika membahas tentang cara menghitung biaya listrik maka Anda harus memahami beberapa istilah satuan energi listrik di dalamnya. Setidaknya ada empat jenis satuan energi listrik yang harus Anda pahami yaitu Watt, Ampere, Volt dan Watt Hour. Berikut penjelasan singkatnya:
- Watt adalah satuan energi dari P (Power) yang merupakan perhitungan daya suatu perangkat elektronik
- Ampere merupakan satuan energi dari I (Intensity) yaitu besaran listrik dari suatu perangkat elektronik.
- Volt adalah satuan energi dari V (Voltage) yaitu tegangan yang diperlukan oleh perangkat elektronik untuk bisa bekerja atau beroperasi.
- Watt Hour merupakan satuan energi listrik dari E (Energy) yaitu besaran daya dari suatu perangkat elektronik untuk pemakaian per jamnya.
Dari keempat istilah di atas, Anda bisa menemukan keterangan Watt, Ampere dan Voltage di berbagai perangkat elektronik. Sebaliknya untuk Watt Hour bisa Anda temukan di tagihan listrik yang Anda bayarkan tiap bulannya. Watt Hour ini juga biasa Anda kenal dengan Kwh (Kilowatt Hour) yang satuannya adalah 1000.
Rumus dan Cara Menghitung Tarif Listrik
Kembali ke topik utama kita yaitu cara menghitung tarif listrik, maka Anda harus paham bahwa setiap rumah, hunian atau bangunan memiliki jumlah tagihan yang berbeda. Perbedaan ini bisa dipicu oleh perbedaan tarif dasar listrik, jumlah perangkat elektronik yang digunakan, intensitas pemakaian dan lain sebagainya.
Untuk bisa menghitung tarif listrik, maka Anda harus mengikuti empat langkah berikut:
Langkah 1 – Ketahuilah Tarif Dasar Listrik 2021 Rumah Anda
Di Indonesia ada 25 golongan listrik yang digunakan oleh masyarakat. 12 diantaranya merupakan golongan untuk pelanggan bersubsidi. Selama pandemi berlangsung, pelanggan non subsidi tetap membayar tagihan listrik secara penuh.
Sebaliknya, pelanggan subsidi mendapat keringanan mulai dari potongan 100% hingga 50%. Memasuki tahun 2021 ini, kebijakan untuk tarif listrik kembali berubah. Potongan biaya untuk pelanggan bersubsidi maksimal hanya 50% saja.
Berikut rincian golongan listrik beserta tarif dasar listrik 2021 (Bulan April-Juni) yang dirilis Kementerian ESDM dan PLN:
Golongan Tarif Listrik | Batas Daya | Tarif Dasar Listrik |
R-1/TR | 0 – 450 VA | Rp 169/kWh |
R-1/TR | 451 – 900 VA | Rp 274/kWh |
R-1M/TR | 451 – 900 VA | Rp 1.352/kWh |
R-1/TR | 901 – 1.300 VA | Rp 1.444,70/kWh |
R-1/TR | 1.301 – 2.200 VA | Rp 1.444,70/kWh |
R-2/TR | 2.201 VA – 5.500 VA | Rp 1.444,70/kWh |
R-3/TR | > 5.501 VA | Rp 1.444,70/kWh |
B-1/TR | 0 – 450 VA | Rp 254/kWh |
B-1/TR | 451 – 900 VA | Rp 420/kWh |
B-1/TR | 901 – 1.300 VA | Rp 966/kWh |
B-1/TR | 1.301 – 5.500 VA | Rp 1.100/kWh |
B-2/TR | 5.501 VA – 200 kVA | Rp 1.444,70/kWh |
B-3/TM | > 200 kVA | Rp 1.114,74/kWh |
I-1/TR | 0 – 450 VA | Rp 160/kWh |
I-1/TR | 450 – 900 VA | Rp 315/kWh |
I-1/TR | 900 – 1.300 VA | Rp 930/kWh |
I-1/TR | 1.301 – 2.200 VA | Rp 960/kWh |
I-1/TR | 3.500 – 14.000 VA | Rp 1.112/kWh |
I-2/TR | 14.001 – 200 kVA | Rp 972/kWh |
I-3P/TM | > 200 kVA | Rp 1.114,74/kWh |
I-3/TM | > 200 kVA | Rp 1.114,74/kWh |
I-4/TT | > 2.000 kVA | Rp 996,74/kWh |
P-1/TR | 0 – 450 VA | Rp 575/kWh |
P-1/TR | 451 – 900 VA | Rp 600/kWh |
P-1/TR | 1.300 VA | Rp 1.049/kWh |
P-1/TR | 2.200 – 5.500 VA | Rp 1.076/kWh |
P-1/TR | 5.501 – 200 kVA | Rp 1.444,70/kWh |
P-2/TR | > 200 kVA | Rp 1.035,78/kWh |
Tarif dasar listrik 2021 di atas berlaku hingga bulan Juni nanti. Biasanya Kementerian ESDM dan PLN akan mengupdate perubahan tarif setiap 3 bulan sekali.
Kabarnya, per juli 2021 nanti tarif dasar listrik akan mengalami kenaikan. Pastikan Anda update terhadap informasi ini nanti agar tidak salah dalam mengkalkulasikan tagihan listrik selanjutnya ya.
Langkah 2 – Data Perangkat Elektronik Yang Membutuhkan Listrik
Setelah mengetahui tarif dasar listrik maka selanjutnya Anda harus mencatat semua data penggunaan listrik dari berbagai perangkat elektronik yang Anda gunakan di rumah. Sebisa mungkin hindari mengabaikan penggunaan listrik yang kecil karena pemakaian yang rutin akan menghasilkan beban yang tinggi pula.
Jadi, selain mencatat pemakaian perangkat elektronik “besar” seperti TV, AC, pompa air, maka Anda harus mencatat juga pemakaian lampu, kipas angin, charger HP/laptop, penyedot debu dan lain sebagainya.
Setelah membuat daftar, lanjutkan dengan mencari tahu intensitas penggunaannya. Jangan khawatir, Anda tidak perlu mencatat dengan mendetail jika memang sulit. Cukup tuliskan saja perkiraan penggunaannya setiap hari.
Langkah 3 – Mengestimasikan Konsumsi Tarif Listrik
Setelah data perangkat listrik dan intensitas pemakaian terkumpul, maka Anda bisa mulai mengestimasikan penggunaan tarif listrik seperti contoh berikut:
1 Mesin Cuci @200 Watt = 200 Watt
3 TV LED 32 Inch @50 Watt = 150 Watt
1 TV LED 14 Inch @30 Watt = 30 Watt
3 AC 1 PK @450 Watt = 1350 Watt
1 Rice Cooker @300 Watt = 300 Watt
15 Lampu LED @15 Watt = 275 Watt
Dari contoh di atas, maka bisa kita total pemakaian listriknya adalah 2305 Watt. Perlu Anda ingat bahwa batas daya untuk tiap pelanggan itu berlaku untuk pemakaian secara bersamaan.
Jadi misalkan Anda pengguna listrik 900 VA, maka dalam satu hari maksimal penggunaan listrik adalah 900 watt.
Langkah 4 – Cara Menghitung Tarif Listrik
Berapa tagihan listrik per KWH? Di tahap inilah Anda akan mendapat jawaban dari pertanyaan ini. Tapi sebelumnya, Anda harus mencari tahu berapa pemakaian listrik harian Anda. Misalkan perhitungannya adalah:
- Penggunaan 15 lampu LED adalah 10 jam setiap harinya (15x10x15 Watt yaitu 2250 Watt.
- Rice cooker digunakan setiap hari 1 jam saja maka bebannya 300 Watt.
- Anda menggunakan 2 AC 15 jam sehari dan 1 AC selama 5 jam sehari maka 2 AC (15x2x450 Watt yaitu 13500 Watt) dan 1 AC (5x1x450 yaitu 2250 Watt).
- 3 TV LED menyala 4 jam sehari maka (3x4x50 Watt yaitu 600 Watt).
- 1 TV LED 14 inch menyala 3 jam sehari maka (1x3x30 Watt yaitu 90 Watt).
- 1 Mesin cuci menyala 2 jam per dua hari maka (1/2x2x1x200 Watt yaitu 100 Watt)
Dengan rincian tersebut maka konsumsi listrik harian adalah 2250 Watt + 300 Watt + 13500 Watt + 2250 Watt + 600 Watt + 90 Watt + 100 Watt = 19090 Watt.
Dari angka di atas, Anda harus membaginya dengan 1000 untuk mendapat nilai Kwh yaitu 19090/1000 = 19,09 Kwh.
Katakanlah, Anda pengguna listrik golongan 4400 VA maka tarif dasar listriknya adalah Rp1.444,70.
Dengan kata lain Anda bisa menghitung biaya listrik kwh per hari seperti ini 19.09 Kwh x RP1.444,70 = Rp27.579,323.
Dan untuk biaya bulanannya Anda bisa mengalikan dengan 30 hari sehingga mendapat nominal sebesar Rp827.379,69.
Bagaimana? Ternyata mudah kan, untuk menghitung tagihan listrik Anda sendiri? Selain melakukan perhitungan manual seperti di atas, Anda juga bisa menggunakan kalkulator tarif listrik.
Alat ini bisa Anda temukan dengan mudah di internet lho. Tapi tetap, Anda perlu memiliki catatan pemakaian harian listrik sebelum menggunakan kalkulator tadi ya. Yuk, terapkan cara menghitung tarif listrik agar Anda bisa lebih efektif dalam mengontrol pengeluaran bulanan.