Listrik adalah salah satu hal yang sangat penting dan dibutuhkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, instalasi listrik tidak bisa dilakukan sembarangan dan membutuhkan grounding. Apa fungsi grounding listrik?
Sebelum mengetahui fungsinya lebih lanjut, sebaiknya Anda memahami terlebih dahulu pengertiannya. Kita akan mengkaji lebih dalam mengenai grounding atau yang lebih dikenal dengan arde listrik.
Contents
Pengertian Grounding Listrik
Masih banyak yang kurang familiar dengan istilah grounding listrik. Masyarakat awam biasa menyebutnya dengan arde atau pertanahan. Jadi, apa itu grounding listrik?
Grounding adalah sistem instalasi kelistrikan yang dipasang untuk menghindarkan kontak fisik antara manusia dengan listrik. Tegangan listrik yang tinggi baik dari instalasi listrik yang dikonsumsi atau sambaran petir sangat berbahaya.
Maka dari itu, dibutuhkan sistem grounding untuk mengalirkan arus listrik berlebih ke bumi. Pengertian sederhananya, grounding merupakan sistem penangkal arus listrik berlebih agar tidak membahayakan manusia.
Pemasangan arde listrik ini biasanya menggunakan elektroda yang ditanam di tanah. Namun, biasanya arde untuk petir dan listrik PLN dipasang dengan jarak setidaknya 10 meter.
Fungsi Grounding Listrik
Secara umum, fungsi grounding pada listrik adalah untuk menangkal aliran listrik berlebih sehingga tidak membahayakan. Sebab, percikan listrik dapat menyebabkan kebakaran.
Selain itu, masih ada beberapa fungsi lainnya dari sistem arde atau pentanahan yang harus Anda ketahui, yaitu sebagai berikut.
- Fungsi kabel grounding pada peralatan elektronik dapat melindungi Anda ketika terjadi kegagalan isolasi listrik. Misalnya saat terjadi percikan dalam setrika yang bisa terselamatkan dengan adanya grounding pada kabel.
- Di dalam kendaraan roda empat juga terdapat grounding. Fungsi kabel grounding mobil adalah untuk menjaga mobil dari aliran listrik yang berbahaya.
- Begitu pula dengan fungsi ground pada motor yaitu untuk menjaga kestabilan aliran listrik pada motor.
- Grounding juga dapat menangkal arus listrik dari petir dengan mengalirkannya ke bumi. Agar dapat berfungsi dengan baik, grounding untuk petir dan pemasangan pada kwh meter harus ada jarak yang aman.
Simbol Grounding Listrik
Untuk mengenali sistem grounding, dalam dunia kelistrikan menggunakan simbol. Namun, biasanya simbol grounding sendiri berbeda-beda di berbagai negara. Gambar di atas merupakan simbol-simbol untuk grounding listrik.
Tidak hanya untuk memudahkan kita mengenali sistem arde, simbol ini juga memiliki banyak fungsi lainnya. Misalnya ketika menggambar rancangan gedung atau pembangunan gedung.
Kabel Grounding
Fungsi dari kabel grounding adalah untuk menghindari kebocoran listrik yang sangat berbahaya. Maka dari itu, membutuhkan kabel yang dapat menghantarkan muatan listrik dalam jumlah besar.
Jika Anda melakukan instalasi listrik di rumah dengan bantuan PLN, maka sudah pasti sistem grounding sudah terpasang pada kWH meter. Namun, ada kalanya pemasangan listrik tidak disertai dengan pemasangan grounding.
Meteran listrik tanpa grounding yang terpasang di rumah akan sangat berbahaya. Sebab, kelebihan muatan listrik tidak bisa dialirkan ke bumi. Hal tersebut dapat menyebabkan percikan hingga korsleting listrik.
Maka Anda harus memasang sistem arde pentanahan untuk mengalirkan muatan listrik berlebih. Sehingga penggunaan peralatan elektronik di rumah menjadi lebih aman. Selain itu juga dapat mengamankan rumah dari sambaran petir.
Warna Kabel Grounding
Pada kelistrikan, warna kabel berbeda agar tidak tertukar saat pemasangan. Untuk kabel arde sesuai dengan aturan PUIL 2011 yaitu warna hijau dengan strip kuning.
Ukuran Kabel Grounding
Untuk ukurannya juga tidak sembarangan karena sudah tercantum pada PUIL 2011. Berikut ini ketentuan untuk ukuran kabel pada sistem grounding listrik.
Alat Ukur Grounding / Earth Tester
Sistem grounding listrik sangat penting untuk menangkal petir yang dapat menghantarkan listrik hingga ribuan volt. Bayangkan saja listrik di rumah-rumah yang hanya 220v saja bisa menghanguskan seisi rumah. Bagaimana dengan petir yang tegangannya ratusan kali lebih tinggi?
Maka dari itu, pemasangan arde listrik harus benar-benar menempel pada bumi sehingga listrik bisa langsung dihantarkan ke bumi. Untuk mengetahui apakah sistem grounding sudah terpasang dengan baik atau belum harus diukur.
Grounding listrik yang baik adalah memiliki resisten kurang dari 2 ohm. Alat untuk mengukurnya yaitu Grounding Tester atau Earth Tester.
Pada alat ini Anda dapat mengukur apakah sistem grounding sudah terpasang dengan baik atau belum. Jika pengukuran menghasilkan nilai di bawah 2 maka artinya sudah terpasang dengan baik.
Namun, menurut standar PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) nilai maksimum resistansi kabel grounding adalah 5 ohm. Jika lebih dari itu artinya sistem arde listrik belum sepenuhnya aman.
Akan tetapi, standard grounding listrik itu sendiri tidak mutlak karena di beberapa daerah memiliki jenis tanah yang berbeda. Untuk kondisi tertentu, nilai resistansi maksimum bisa mencapai 10 ohm.
Kesimpulan
Sistem grounding sangat penting dalam kelistrikan karena pada dasarnya listrik sangat berbahaya untuk manusia. Jika tidak ada arde pentanahan maka tidak akan ada proteksi bagi kita saat menggunakan listrik.
Apalagi listrik digunakan dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Bayangkan jika tidak memiliki proteksi, setiap alat elektronik berpotensi menghantarkan listrik berlebih. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya percikan listrik yang bisa memicu kebakaran.
Selain listrik PLN yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari juga untuk memproteksi kita dari arus listrik yang dihantarkan petir. Tanpa adanya arde pentanahan, petir dapat menyambar dan membahayakan kita.
Dengan adanya sistem grounding ini kita dapat menggunakan listrik dengan aman dan terhindar dari petir. Sebab, fungsi grounding listrik adalah untuk menghantarkan arus listrik yang berlebih ke bumi.