Jika sedang belajar menjadi teknisi elektronika, maka wajib hukumnya mempelajari Hukum Ohm. Dalam bahasa Inggris, Hukum Ohm adalah Ohm’s Law, sebuah hukum dasar yang menyatakan hubungan antara arus, tegangan, dan hambatan.
Dengan memahami tentang hukum ini dan penerapannya, kita bisa menghitung dengan akurat antara arus, tegangan, dan hambatan dalam rangkaian elektronika. Nah, berikut ini kita bisa mencoba memahami apa itu Hukum Ohm, bagaimana bunyinya dan contoh soal penerapannya.
Contents
Apa Itu Hukum OHM?
Jika belajar fisika maupun elektronika, pasti akan ada bab yang membahas tentang listrik arus searah dalam sebuah rangkaian. Nah, agar bisa memahami hal tersebut, salah satu hukum dasar yang harus dipelajari adalah Hukum Ohm.
Jadi, pengertian Hukum Ohm adalah hukum dasar yang menyatakan hubungan antara arus listrik (I), tegangan (V), dan hambatan (R). Pembelajar atau orang yang hobi elektronika wajib memahami Hukum Ohm ini sebelum menginjak hukum-hukum lainnya.
Penemu Hukum Ohm adalah Georg Simon Ohm, fisikawan Jerman yang hidup antara tahun 1789 hingga 1854. Beliau mempublikasikan teori tentang Hukum Ohm tersebut pada pada sebuah paper yang bertajuk The Galvanic Circuit Investigated Mathematically, yang diterbitkan pada tahun 1827.
Bunyi Hukum OHM
“Besar arus listrik (I) yang mengalir pada sebuah penghantar atau konduktor, akan berbanding lurus dengan beda potensial/tegangan (V) yang diterapkan kepadanya, dan berbanding terbalik dengan hambatannya”
Jadi, sesuai bunyi Hukum Ohm di atas, 3 hal yang menjadi kata kunci atau yang dibahas adalah:
- Arus Listrik (I)
- Tegangan (V)
- Hambatan (R)
Sedangkan simbol Ohm atau lambang Ohm adalah Ω.
Rumus Hukum OHM
Jadi, berdasarkan bunyi Hukum Ohm di atas, kita bisa merumuskan persamaannya, yaitu sebagai berikut:
V = I x R (Rumus Tegangan Listrik)
I = V / R (Rumus Arus Listrik)
R = V / I (Rumus Hambatan Listrik)
Keterangannya bisa dilihat di bawah ini:
V = Voltage atau Volt (Satuan Tegangan Listrik).
I = Current (Satuan unitnya adalah Ampere).
R = Resistance (Disebut juga Resistansi atau Hambatan, dengan Ohm sebagai satuannya).
Biasanya, rumus persamaan Hukum Ohm di atas bisa dimanfaatkan untuk memperkecil arus listrik, tegangan sekaligus mendapatkan Nilai Hambatan yang diinginkan. Jadi, satuan baku yang digunakan adalah Volt, Ampere, dan Ohm.
Namun, apabila menggunakan unit lain semisal milivolt, miliampere, mega ohm, maupun kilo ohm, maka harus diubah terlebih dahulu ke satuan Volt, Ampere, dan Ohm. Ini akan memudahkan dalam menghitung Volt, Ampere, dan Ohm secara akurat.
Contoh Soal Penerapan Hukum OHM
1. Menghitung Rumus Kuat Arus Listrik
Jika dalam sebuah rangkaian elektronika diketahui tegangan listriknya 20 Volt dan resistansinya 5 Ohm, maka berapakah nilai kuat arus listriknya?
Jawabannya adalah sebagai berikut:
I = V / R
I = 20 V / 5 Ω
I = 4 Ampere
2. Menghitung Tegangan Listrik
Diketahui, sebuah rangkaian elektronika memiliki nilai hambatannya adalah 300 Ω sedangkan nilai arus listriknya 0.01 Ampere. Berapakah nilai tegangan listriknya?
V = I X R
V = 0,01 x 300
V = 3 Volt
3. Menghitung Nilai Hambatan
Dalam rangkaian elektronika, ditemukan bahwa nilai tegangannya adalah 50 V sedangkan nilai arus listriknya adalah 5 Ampere. Berapakah nilai hambatannya?
Cara menghitung nilai hambatan adalah:
R = V / I
R = 50 / 5
R = 10 Ω
Di atas adalah ulasan tentang Hukum Ohm, bunyinya, rumusnya, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dan contoh-contoh soalnya.
Bagi Anda yang dulu pernah belajar ilmu fisika tentu saja sudah tidak asing lagi dengan bunyi hukum tersebut, seperti halnya diluar kepala. Jika ingin lebih paham tentang elektronika, pelajari juga pengertian resistor dan pengertian kapasitor.