Ketika kamu melakukan penelitian, kamu perlu menerapkan teknik sampling alias teknik pengambilan sampel yang tepat. Soalnya, teknik sampling dalam penelitian berkaitan erat dengan populasi dan sampel yang kamu gunakan di dalam penelitianmu, sehingga sama pentingnya dengan pemilihan teknik pengumpulan data yang tepat.
Nah, dalam penjelasan di bawah ini, kamu bisa temukan informasi lebih lanjut dan mendalam mengenai definisi, langkah pengambilan sampel, macam-macam teknik sampling dalam penelitian, hingga tujuannya. Selamat membaca!
Contents
Pengertian Teknik Sampling
Kalau begitu, apa yang dimaksud dengan teknik sampling dalam penelitian, ya? Teknik sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel sebagai subjek penelitian tersebut.
Seperti yang barangkali sudah kamu ketahui, sampel adalah sebagian dari populasi, yang kemudian diteliti. Hasil dari penelitian tersebut kemudian akan diaplikasikan pada populasi dari mana sampel berasal (generalisasi).
Langkah dalam Teknik Pengambilan Sampel
Nah, sekarang kamu sudah tahu apa yang dimaksud dengan teknik sampling. Lantas, bagaimana cara menentukan teknik sampling dalam penelitian? Sebab, tentu kamu juga sadar bahwa pengambilan sampling tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Secara garis besar, berikut ini adalah 4 langkah utama yang perlu diperhatikan dalam hal penentuan atau pengambilan sampel untuk penelitian, yaitu:
1. Tentukan populasi.
2. Cari dan tentukan data akurat unit dari populasi.
3. Pilih sampel yang mewakili populasi (representatif).
4. Tentukan jumlah sampel yang memadai.
Jenis Teknik Penetapan Sampel
Lebih jauh lagi, kamu bisa gunakan jenis teknik pengambilan sampel untuk membantumu memilih sampel yang tepat dan mewakili populasi. Dalam pengambilan sampel, secara umum kamu bisa pilih antara nonprobability atau probability sampling. Atau, kamu juga bisa pilih berdasarkan jenis penelitianmu, kualitatif atau kuantitatif.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah daftar jenis-jenis teknik sampling dalam penelitian yang perlu kamu kenal dan pahami terlebih dahulu.
1. Probability Sampling
Probability sampling merupakan teknik penentuan sampel yang memberi peluang sama untuk setiap anggota atau unsur populasi untuk dipilih sebagai anggota sampel. Singkatnya, pengambilan sampel dengan cara ini dilakukan secara acak (random). Nah, teknik-teknik yang termasuk di dalam probability sampling ini paling umum digunakan sebagai teknik sampling kuantitatif.
Teknik probability sampling ini meliputi:
a. Simple Random Sampling
Simple random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi yang sepenuhnya dilakukan secara acak. Disebut pula sebagai teknik sampling acak yang simpel karena memang teknik ini tidak memerhatikan strata pada populasi tersebut.
Jenis teknik sampling dalam penelitian yang satu ini dilakukan jika anggota populasi homogen, alias seragam, dan jumlah populasi tidak banyak.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Sementara itu, apabila populasi memiliki susunan berlapis atau bertingkat, teknik penentuan sampel yang satu ini lah yang digunakan. Artinya, anggota populasi tidak homogen atau tidak seragam, alias berstrata atau bertingkat secara proporsional. Pengambilan sampel dengan cara ini dilakukan karena sampel yang diambil harus mewakili setiap strata dari populasi.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Secara garis besar, jenis random sampling yang satu ini serupa dengan jenis-jenis teknik sampling dalam penelitian kuantitatif yang sudah dijelaskan di atas. Hanya saja perbedaannya terletak pada strata populasi yang dinilai kurang proporsional.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Yang dimaksud dengan cluster sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana populasi bukan terdiri atas individu-individu, tapi justru terdiri atas cluster (klister), yang merupakan sekelompok individu. Dengan demikian, anggota sampel yang dipilih nantinya bukanlah individu, melainkan kelompok individu.
Penerapan teknik cluster sampling dilakukan apabila sumber data yang ada atau objek yang akan diteliti sangat luas. Nantinya, proses pemilihan sampel juga dilakukan secara acak dari populasi kluster.
2. Nonprobability Sampling
Selain probability sampling, ada juga kategori non probability sampling. Nah, berkebalikan dari probability sampling di atas, non probability sampling adalah teknik-teknik sampling yang digunakan dalam penelitian kualitatif.
Berikut ini adalah jenis-jenis sampling dalam penelitian kualitatif:
a. Systematic Sampling (Sampling Sistematis)
Secara umum, teknik sampling dalam penelitian yang satu ini merupakan teknik sampling di mana sampel ditentukan berdasarkan nomor urut. Jadi, seluruh anggota populasi telah diberi nomor urut terlebih dahulu, yang kemudian peneliti gunakan untuk memilih sampel.
b. Quota Sampling (Sampling Kuota)
Dalam quota sampling, sampel ditentukan dari populasi yang memiliki kriteria atau ciri tertentu. Akan tetapi, ada kuota tertentu yang harus dipenuhi sesuai, yang jumlahnya sesuai dengan keinginan peneliti.
Dengan begitu, sampel diambil dengan kuota atau “jatah” tertentu. Apabila kuota tersebut sudah dipenuhi, proses pengumpulan data pun akan langsung dihentikan.
Teknik quota sampling ini paling umum diterapkan dalam situasi di mana sebuah penelitian hanya membutuhkan sampel dalam jumlah sedikit saja. Dan penelitian tersebut hendak memelajari masing-masing kasus secara mendalam.
c. Accidental Sampling
Teknik sampling yang satu ini dilakukan secara aksidental (accidental, atau tanpa disengaja). Artinya, subjek yang menjadi sampel dipilih dalam situasi yang tidak dipersiapkan secara khusus oleh peneliti.
Untuk lebih mudah memahaminya, contoh penerapan accidental sampling yang paling umum adalah di tempat umum seperti mall, restoran, dan berbagai tempat lain di mana peneliti dapat bertemu dengan banyak orang. Apabila orang-orang yang ditemui kebetulan memenuhi kriteria sebagai sumber data, mereka bisa kamu jadikan sebagai sampel.
Dengan begitu, dalam accidental sampling, kamu tidak menetapkan kriteria sampel terlebih dahulu, baru kemudian mengumpulkan data. Justru kamu bisa langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang kamu temui.
d. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik sampling di mana sampel yang terpilih ditentukan berdasarkan maksud tertentu. Artinya, kamu sebagai peneliti secara sengaja memilih subjek yang kamu anggap merepresentasikan suatu populasi. Dengan demikian, unit sampel yang dipilih sesuai dengan tujuan atau permasalahan penelitian, bukannya acak.
Dalam purposive sampling, kamu sebagai peneliti memilih sekelompok subjek sebagai sampel berdasarkan berbagai ciri atau kriteria tertentu yang kamu nilai berkaitan dengan ciri atau kriteria populasi yang sebelumnya sudah kamu ketahui.
e. Sampling Jenuh (Sensus)
Sementara itu, sampling jenuh merupakan teknik sampling di mana seluruh anggota populasi menjadi sampel. Hanya saja, teknik ini dibenarkan hanya jika ukuran populasinya sendiri memang sudah terbilang kecil, misalnya kurang dari 30 orang.
Karena semua anggota populasi dipilih menjadi anggota sampel, teknik sampling dalam penelitian yang satu ini juga sering disebut sebagai sensus.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling alias teknik sampling bola salju ini barangkali bisa disebut sebagai teknik sampling kualitatif yang paling umum. Di sini, sampel yang dipilih awalnya berjumlah kecil, yang kemudian akan bertambah banyak atau besar, sebagaimana halnya bola saldo yang mulanya berukuran kecil kemudian menggelinding dan pelan-pelan membesar.
Penerapan teknik sampling dalam penelitian yang satu ini paling umum dilakukan apabila subjek terbilang sulit untuk dilacak atau diperoleh. Dengan begitu, subjek awal yang diperoleh akan “menarik” subjek-subjek lain yang terkait, misalnya lewat pelacakan dari wawancara, atau mereferensikan subjek lain yang bersedia berpartisipasi.
Pemilihan Jenis Teknik Penetapan Sampel
Dari berbagai macam teknik sampling dalam penelitian yang telah diperkenalkan di atas, bagaimana kamu bisa tentukan teknik yang sesuai untuk penelitianmu, ya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu bisa ikuti pertimbangan berikut ini.
- Apa tujuan penelitianmu? Pertama, tentukan apa pertanyaan dan tujuan penelitianmu untuk membantumu menentukan populasi yang sesuai dengan penelitian. Apabila ukuran sampel yang dibutuhkan ternyata kecil, kamu bisa pilih gunakan random sampling sebagai pilihan teknik sampling dalam penelitian yang kamu jalankan. Akan tetapi, jika ternyata ukuran sampelnya besar, pastikan apakah anggaran dan sumber daya yang kamu miliki akan cukup jika kamu pilih metode sampling lainnya.
- Ketersediaan sampling frame. Langkah berikutnya, pertimbangkan pula ketersediaan sampling frame yang simpel/sederhana: apakah cukup untuk membantumu mendapatkan sampel yang representatif? Kalau tidak, kamu bisa buat daftarmu sendiri (stratifikasi). Dan jika kedua opsi tersebut dirasa tidak memungkinkan, kamu masih bisa coba gunakan teknik sampling dalam penelitian yang acak, sistematis, atau cluster yang lain.
- Desain studi. Kamu juga perlu pertimbangkan prevalensi dari topik penelitianmu di dalam populasi penelitian, serta desain studi seperti apa yang kamu anggap sesuai. Di samping itu, cek jika populasi yang kamu sasar ternyata memiliki karakteristik yang beragam. Karena kalau iya, kamu bisa pilih metode sampling yang terstratifikasi (stratified) bukannya metode yang acak.
- Sampling acak. Metode sampling acak selalu bisa jadi opsi paling simpel dan praktis yang bisa menjawab pertanyaan penelitian. Ditambah lagi, teknik sampling dalam penelitian yang acak juga memberikan kesimpulan yang bisa digeneralisir terhadap populasinya, sehingga kesimpulannya tersebut juga bisa digunakan untuk penelitian lain di kemudian hari. Dan jika penelitianmu ternyata tidak memungkinkan dengan metode acak, baru kamu bisa pilih metode yang non-acak.
Tujuan Teknik Pengambilan Sampel
Pada akhirnya, mengapa kamu perlu memilih dan menggunakan teknik sampling dalam penelitian, ya? Berikut ini tujuan dari penggunaan teknik sampling:
1. Adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya untuk menjalankan penelitian, sehingga penentuan sampel penelitian juga perlu dibatasi jumlahnya.
2. Untuk mendapatkan data dan kesimpulan penelitian yang akurat, namun tetap berkaitan dan bisa digeneralisir pada populasi dari mana sampel diperoleh.
3. Menjadi acuan atau pedoman dalam prses pengambilan keputusan.
Nah, itu dia penjelasan lengkap mengenai teknik sampling dalam penelitian, mulai dari definisi, jenis-jenisnya, cara menentukan metode yang sesuai untuk penelitianmu, hingga tujuan penentuan sampel. Semoga informasi di atas bermanfaat untuk membantu penelitianmu, ya!